BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Minggu, 13 November 2016

TELEMATIKA 2


Layanan Telematika

Pada saat ini media informasi sudah banyak berkembang. Teknologi telematika yang telah berkembang mampu menyampaikan suatu informasi melalui media yang semakin canggih. Telematika adalah singkatan dari telekomunikasi dan informasi. Ini merupakan suatu bentuk hubungan saling bertukar informasi dari pihak yang satu ke pihak yang lain. Layanan telematika itu adalah layanan dial up ke jaringan internet maupun semua jenis jaringan yang di dasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data.



Jenis-jenis telematika itu dibagi menjadi 4, yaitu:

A. Layanan Telematika di Bidang Informasi


Penggunaan telematika dan aliran informasi harus berjalan seimbang dan penggunaannya harus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiskinan dan kesenjangan serta meningkatkan kaulitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Salah satu fasilitas bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yaitu melalui internet dan telepon. Ada baiknya bila fasilitas public untuk mendapatkan informasi terus dikembangkan seperti warnet dan wartel. Warnet dan wartel ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu, langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan public, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan serta menyediakan layanan “E-Commerce” bagi usaha kecil dan menengah sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk balai-balai informasi. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Keuntungan: Pemerataan teknologi bagi masyarakat menengah ke bawah dan mempermudah masyarakat di pedesaan atau pelosok untuk menggunakan teknologi sesuai perkembangan zaman. Sebagai alat penunjang pembelajaran di sekolah agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas.

Keuntungan : Pemerataan teknologi bagi masyarakat menengah ke bawah dan mempermudah masyarakat di pedesaan atau pelosok untuk menggunakan teknologi sesuai perkembangan zaman. Sebagai alat penunjang pembelajaran di sekolah agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas.


Kerugian : Bagi pengguna layanan teknologi untuk mengakses informasi tidak digunakan dengan bijak atau sewenang-wenang tanpa pengawasan dapat berakibat buruk bagi pembentukan karakter dan moral karena lewat layanan telematika di bidang informasi kejahatan dapat dilakukan dengan mudah. Seperti pencurian data, mengakses situs untuk dewasa dan lain-lain.

B. Layanan Telematika di Bidang Keamanan

Layanan telematika yang kedua adalah layanan keamanan. Layanan ini menyediakan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Contohnya :
a. Emergency rescue with 911
b. Penggunaan Firewall dan Antivirus
c. Car location tracing (thief-proof)


C. Layanan Context-Aware dan Event-base (Context-Aware Service)
Layanan Context Aware dan Event-Based Context-awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:


- The acquisition of context, berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan.

- The abstraction and understanding of context, berkaitan dengan pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.

- Application behaviour based on the recognized context, berkaitan dengan bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.



- Layanan Perbaikan sumber (Resource Discovery Service)
Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah layanan untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan. Contohnya : Yellow pages service.
Kebutuhan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :

- Dilihat dari bidang ekonomi : Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industri produk barang dan jasa.

- Dilihat dari bidang politik : Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan publik sehingga menghasilkan dukungan politik.
Dari kedua bidang tersebut kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek, yaitu :

A.      Pengembangan peningkatan kapasitas industri.

B. Pengembangan layanan publik.

Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu :

- Peningkatan kinerja layanan publik yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai katalisator pembangunan.

- Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.



Fitur Telematika

Sebenarnya Fitur-Fitur yang ada pada telematika bisa di sebut juga User Interface atau seperti yang kita ketahui yaitu GUI, Fitur-fitur Pada Antarmuka Pengguna Telematika itu sendiri terdapat 6 macam fitur yang terdapat pada antarmuka pengguna telematika. Fitur-fitur itu antara lain :

A.Head Up Display System

Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen. Walaupun HUD dibuat untuk kepentingan penerbangan militer (kayaknya jaman dulu sampe sekarang teknologi itu dipakai militer dulu baru di kasih ke orang sipil, trus kapan orang sipil bisa punya teknologi?), sekarang HUD telah digunakan pada penerbangan sipil, kendaraang bermotor dan aplikasi lainnya.

B. Tangible User Interface

Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung. Hmm,,ngerti gak? Pasti pusing, sama.

C. Computer Vision

Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis. Hmm,,,makin pusing deh tapi tetep dapet ilmu.

D. Browsing Audio Data 
merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera. Jaringan video / audio metode browsing mencakupi langkah-langkah sebagai berikut :

-Menjalankan sebuah program aplikasi komputer lokal untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS ( Dynamic Domain Name Server) oleh program aplikasi Mendapatkan kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IP kamera dan kontrol kamera IP melalui kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi compile ke layanan server melalui alamat server pribadi sehingga untuk mendapatkan video / audio data yang ditangkap oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video / audio data melalui Internet.

-Sebagai kemajuan teknologi jaringan, semakin banyak diterapkan jaringan produk yang dibuat-buat terus-menerus. Salah satu yang paling umum diterapkan jaringan yang dikenal adalah produk kamera IP, yang dapat menampilkan isi (video / audio data) melalui Internet. Kamera IP biasanya terhubung ke jaringan melalui router, dan memiliki sebuah IP (Internet Protocol) address setelah operasi sambungan.


E. Speech Recognition

Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan (hebat, padahal kalo lagi di dikte sama dosen juga kita bisa ngubah suara jadi tulisan). Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.

F. Speech Synthesis

Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan. 



Tokoh Telematika



Onno W. Purbo adalah putra sulung dari Hasan Poerbo, dan memiliki tiga adik: Heru Wibowo Poerbo, Lita Widayanto Poerbo, dan Benyamin Wirawan Poerbo. Uniknya, keempat kakak beradik yang masih punya garis keturunan dengan Ki Hajar Dewantara – pendiri Taman Siswa – ini menamatkan pendidikan dari perguruan tinggi yang sama : Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tahun 1989, Onno kembali ke ITB, tapi bukan untuk melanjutkan kuliah. Ia diterima sebagai pegawai di kampus Ganesha ini, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Perpustakaan Pusat. Namun Onno akhirnya keluar dari sana dan memilih menjadi “orang bebas”.

Hari-harinya diisi dengan memberikan kuliah di kampus – kampus dan menulis buku-buku TI.

Sebagai penulis, ribuan artikel telah dibuatnya, dan sejumlah bukunya telah diterbitkan. Salah satu bukunya yang sukses menjadi best selleradalah Teknologi Warung Internet (Elex Media Komputindo, Jakarta). Dalam setiap kesempatan, peraih gelar master dalam bidang laser semikonduktor dan fiber optik, Universitas Waterloo, Kanada (1994) ini selalu menjuluki dirinya sebagai Independent Information Technology(IT)Writer.

Tokoh yang rajin mengkritik pemerintah seputar teknologi VoIP ini tak lupa memperluas pergaulan di internet. Bahkan ia mengaku mendapat sebagian besar job dari dunia maya. Sekitar seratus milis ia ikuti. Namun uniknya, Onno tidak menjadi owner atau moderator dari milis manapun. “Saya sih ikut punya orang saja,” ujarnya santai.

Walau menjadi tokoh penting dalam dunia TI Indonesia, Onno tetaplah seorang pria yang sederhana, ramah, humoris, dan akrab dengan siapa saja. Jika Anda tertarik untuk ngobrol dengannya, cobalah bergabung dengan dua di antara sekian banyak milis yang dia ikuti:Asosiasi-Warnet dan Penulis-TI.

sumber : 
https://aushuria.wordpress.com/2014/11/07/layanan-telematika-di-berbagai-bidang/
http://irwandp.blogspot.co.id/2015/10/jenis-jenis-layanan-telematika.html
http://fajarguna.blogspot.co.id/2016/11/telematika-2.html
https://code86.wordpress.com/2009/11/19/layanan-interface-dan-fitur-fitur-telematika/
https://sasrianaoctavinia.wordpress.com/2015/10/30/fitur-antarmuka-telematika/

Minggu, 23 Oktober 2016

TELEMATIKA

TELEMATIKA

1. Definisi Telematika

               Kata Telematika berasal dari bahasa Perancis “TELEMATIQUE” yang berarti bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
                Telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital. pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
                Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekominikasi, media, dan informatika. Dalam Pengantar pada Mata Kuliah Hukum Telematikan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dinyatakan bahwa istilah telematika merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media, dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi.

2. Media komunikasi yang digunakan untuk Telematika


                Media yang digunakan dalam telematika yaitu hardware atau perangkat keras yang berguna sebagai pengirim dan penerima data, satelit digunakan sebagai sarana telematika kegunaan Satelit komunikasi menerima sinyal yang dipancarkan ke arahnya dari Bumi, dan mengirimkannya ke tempat lain, Komputer, Telephone, Handphone, Smartphone, Televisi, Radio, jaringan Internet, Global Positioning System (GPS).

                Yang termasuk dalam layanan telematika di bidang komunikasi adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika.
                Contoh lainnya, sekarang semua orang sudah mempunyai handphone, dan semakin hari semakin pesat perkembangan teknologinya, dan semakin memudahkan para penggunanya untuk mendapatkan informasi secara langsung baik itu dari sms maupun push email yg lagi booming-nya di Indonesia akibat pasar handphone blackberry atau sekedar browsing dengan menggunakan wifi ataupun WAP.
                Selain itu, layanan video conference merupakan layanan komunikasi yang melibatkan video dan audio secara real time. Teknologi yang digunakan untuk layanan video conference komersial pada awalnya dikembangkan di atas platform ISDN (Integrated Switch Digital Network) dengan standar H.320. Secara fungsional, elemen pendukung layanan video conference terdiri dari:   - Terminal video conference atau endpoint video conference, adalah perangkat yang berada di sisi pengguna video conference.
   - MCU (Multipoint Conference Unit), adalah semacam server yang berfungsi sebagai pengendali konferensi yang melibatkan banyak pengguna dan banyak sesi konferensi.
   - Gateway dan gatekeeper adalah media yang melakukan proses adaptasi komunikasi video conference berbasis ISDN ke IP dan sebaliknya.



3. Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah Kemunculan Internet

  A. Perkembangan TELEMATIKA sebelum Internet muncul

                Dahulu sebelum teknologi muncul, ketika seseorang ingin mencari alamat maka orang itu harus mengetahui daerah dari alamat itu dengan baik atau menanyakan ke orang – orang sekitar mengenai alamat tersebut. Hal tersebut menyita banyak waktu dan mungkin saja orang yang ditanyai bukanlah orang yang baik. Sekarang seiring berkembangnya teknologi, seseorang tidak perlu lagi bersusah payah mencari alamat, dengan menggunakan GPS seseorang dapat menemukan alamat dengan mudah.
                Perkembangan telematika pertama sebelum internet muncul, bermula pada penemuan telephon oleh Alexander Graham Bell, paea tahun 1875. Yang kemudian berkembang menjadi jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika. Memasuki tahun 1910-1920 terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama, yang kemudian diikuti pula oleh transmisi audio visual tanpa kabel yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940. Pada tahun 1943 , beroperasinya komputer elektronik pertama , kemudian diikuti penemuan transistor pada tahun 1947 dan pada tahun 1957 rangkaian terpadu (integreted electronic ).


  B. Perkembangan TELEMATIKA setelah Internet muncul
                Internet muncul pada tahun 1969 oleh departement pertahanan Amerika melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network). Sekitar tahun 1994 dioperasikan IndoNet sebagai ISP pertama di Indonesia , dan pada tahun 1995 pengguna internet dapat mengakses dengan menggunakan HTTP, dimana setiap clarissa menjadi provider Indonesia yang memberikan akses ke Telbet luar negeri. Dengan adanya internet, kita dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh hanya dengan menggunakan unduhan yang disediakan internet. kelebihan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan adanya internet yaitu : adanya interaksi , pergantian isi pesan dapat dilakukan berupa teks,gambar, audio dan video. kita juga dapat memberikan informasi dengan cara memasukkan nya ke dalam blog yang tersedia.
4. Telematika di Indonesia

    A. Periode Rintisan
                Memasuki tahun 1980-an, selama satu dasawarsa, Learn To Use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984. Penggunaan teknologi Telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi Email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat "pesan" berbasis "Unix", "Ethernet", pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya Internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah "Unix", "Email", "PC", "Modem", "BBS", "Ethernet", masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
                Periode rintisan Telematika ini merupakan masa di mana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan Telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, Teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar Jakarta, bahkan di luar Pulau Jawa.


     B. Periode Pengenalan

                Tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang. Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah Web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
                Teknologi Telematika, seperti komputer, Internet, Pager, Handphone, Teleconference, siaran radio dan televisi internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan Telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan Telematika di Indonesia,Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan Telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan Mailing List Internet terbesar di Indonesia.


     C. Periode Aplikasi

               Pada perkembangan di periode Aplikasi, Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan Software, Hand Phone illegal, perkembangan teknologi komputer, Internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat dengan mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah. Keterjangkauan secara finansial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millenium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mulai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan Industri Telematika dalam negeri yang terus berkembang.
                Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal "top-down" direalisasikan dengan dikeluarkannyaKeputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika.
                Selanjutnya, Teknologi Mobile Phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan Internet juga stasiun televisi, dan Teleconference melalui 3G. Teknologi komputer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), Multi Processor, Multislot Memory, dan jaringan Internet berfasilitas Wireless Access Point.

5. Harapan Denga Adanya Telematika di Indonesia
             
               Harapan saya dalam perkembangan telematika kedepannya yaitu dapat lebih memanjakan para user dalam setiap produk IT yang dikeluarkan dan dapat lebih baik lagi tetapi tentunya dengan harga yang dapat terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia agar perkembangan telematika tersebut tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh kalangan dari tingkat atas saja tetapi dapat pula di manfaatkan untuk kalangan bawah yang membutuhkan produk telematika tersebut.



sumber / referensi :
http://kamalludinka29.blogspot.co.id/2013/11/definisi-telematika.html
http://gedeanom20.blogspot.co.id/2015/01/media-komunikasi-yang-digunakan-pada.html
http://fajarguna.blogspot.co.id/2016/10/telematika-1.html
http://dee-x-cisadane.webs.com/apps/blog/show/9730276-pengertian-sejarah-perkembangan-arsitekstur-telematika
http://taskactivity.tumblr.com/post/65671746918/pemanfaatan-dan-arsitektur-telematika
http://budi.insan.co.id/presentation/IT-unpar-update-ppt.ppt

Jumat, 01 Juli 2016

Tulisan Feature

Kisah Sukses Mahasiswa yang Tak Sempat Ambil Ijazah Sarjananya


IRSHAD kesal, sudah habis uangnya untuk biaya wisuda kampusnya, lelaki kelahiran Jakarta itu masih harus mengeluarkan uang sebesar Rp 500 ribu rupiah untuk menebus ijazahnya. Padahal untuk wisuda saja dia harus mengeluarkan biaya Rp 2,5 Juta.
Rasa tidak enak sebagai seorang anak, membuatnya tak tega untuk menambah beban orangtuanya. Iapun memilih untuk tidak meminta uang lagi ke orangtua untuk menebus ijazah tersebut. Sejak saat itu, iapun melanjutkan hidup tanpa mengambil ijazah sarjana desain dari sebuah universitas terkemuka di Jakarta. Itulah sekelumit kisah Irshad Abdassah Noor.
“Saat itu dibenak saya, rejeki saja bukan dari ijazah kok,” jelasnya kepada hidayatullah.com, Senin (23/09/2013).
Keinginan untuk menjadi lelaki mandiri memang sudah ada sejak duduk di bangku sekolah. Buku-buku orang-orang sukses seperti Bob Sadino, Ciputra, Robert Kawasaki dan tokoh-tokoh wirausaha dilahapnya sejak lama.
Ditambah pelajaran dari sekelilingnya. Ia melihat banyak orang sukses justru tidak sesuai gelar kuliahnya. Banyak dokter jadi musisi, akuntan jadi desain grafis dan sebagainya. Sebelum ia luluspun, ia telah merintis usaha fotografinya sendiri bernama Abdassah Studio.
Sambil kuliah, ia menerima pesanan-pesanan foto pernikahan hingga hal-hal berbau desain grafis.
“Sampai seminggu sebelum sidang kelulusan itu saya tidak sempat belajar karena ada kerjaan foto pernikahan di Lampung,” jelas Irshad mengenang.
Menikahi Gadis LDK
Lelaki yang juga aktif di Lembaga Dakwah Kampus di tempat kuliahnya inipun beranikan diri untuk menikah. Bermodal yakin, ia melamar seorang gadis Bukit Tinggi bernama Kumala Shary.
Atas kehendak Allah Subhanahu Wata’ala, gadis itupun menerima lamarannya. Ia mulai bahtera rumah tangganya pada 26 Desember 2010, kurang lebih setahun sejak ia lulus kuliah.
“Saat aktif di LDK, saya kenal Irshad sebagai sosok yang visioner dan pekerja keras,” cerita Kumala mengenang kembali sosok suaminya ketika belum menikah.
Kumala bercerita, dalam perjalanan pernikahan mereka tidaklah semulus yang dibayangkan orang. Perbedaan pendapat antara mereka dan orangtua sering menjadi beban tersendiri. Terlebih memang orangtua mereka ingin mereka bekerja di kantor dengan penghasilan tetap.
Tapi, Kumala yakin keteguhan dan ketekunan sang suami dalam berikhtiar memiliki keberkahannya sendiri.
Kerja keras sang suami mengembangkan bisnis fotografi dan desain grafis ditemaninya dengan sabar. Ibu satu anak inipun rela mengundurkan diri sebagai seorang guru di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu di Bekasi. Ia ingin fokus mendidik sang anak ketika sang suami bekerja menembus waktu demi keluarga.
Orangtua memang sering khawatir dengan pendapatan keluarga, tapi kami coba jelaskan dan memberikan pembuktian,” jelas Kumala sambil tersenyum mengingat sikap suaminya yang tidak mau mengambil Ijazah kuliahnya hingga hari ini.
“Saya memang tidak memiliki rasa takut, saya yakin ngak mungkin saya ngak makan karena saya menikah,” Irshad menyela dengan nada menyakinkan.
Bukti Janji Allah
Apa yang diyakini Irshad tentang keberkahan dari Allah itu berbuah banyak kisah. Keberanian dan kenyakinannya perlahan – lahan membuahkan hasil. Ditemani dengan perencanaan dan budaya hidup hemat dan rajin menabung, usahanya berkembang.
Sebuah kisah menarik diceritakannya kepada hidayatullah.com. Suatu ketika uang pegangannya tinggal Rp 500 Ribu. Pada saat yang sama sang Ibu hendak meminjam uang untuk keperluan keluarga. Tanpa berpikir panjang, iapun meminjamkan uang pegangannya itu kepada sang Ibu.
“Masya Allah, sejam kemudian ada yang telepon kasih order foto dengan harga sepuluh kali lipat,” jelas Irshad.
“Jujur, saat –saat seperti sering bikin gue menangis di hadapan Allah,” tambahnya.
Kumala sendiri tidak mau melogikakan cara berpikir suaminya. Ia hanya bisa terus berdoa dan menemani cita-cita sang suami sembari ikut mencoba buka usaha.
“Biasanya sebagian ditabung sebagian lagi di putar dengan usaha lain,” jelas Kumala yang juga merintis usaha rendang dan nugget ini.
Sebagai sepasang suami istri, mereka berdua kompak membangun jiwa wirausaha dengan caranya masing-masing.
Saat ini penghasilan Irshad rata-rata paling minim 2,5 Juta.  Jika sedang sedang ramai order bisa sampai 21 Juta perbulan. Sang istri mengatur keuangan suaminya dengan baik. Sebagian ditabung, sebagian untuk investasi usaha lain.
“Ya nggak mungkin uang dua puluh satu juga kita habisin sebulan, sebagian ditabung untuk siap-siap jika suatu saat sepi order,” jelas Irshad.
“Sebagian kita pakai untuk investasi usaha lain, kita juga ada usaha bisnis rendang dan nugget,” tambah Kumala.
Menurut Irshad dan Kumala, semua yang ia jalani selama ini, kuncinya adalah perencanaan, konsisten, fokus dan yakin pada Allah
Jika mengenang kisah saat kuliah hingga hari ini, Irshad sering terdiam sejenak. Seperti orang yang menahan haru.
Sambil mengambil nafas, ia mengenang betapa dahulu hidupnya begitu susah. Saat belum mampu beli computer, ia biasa menginap di sekretariat LDK. Menunggu aktivis kampus pulang lalu ia izin menggunakan.
Hingga subuh ia memanfaatkan waktu tersebut mengerjakan pesanan-pesanan foto dan desain grafis. Usai subuh jika ada waktu kuliah maka ia lanjut masuk kelas. Kurang tidur, mengantuk, kerja keras dan membiasakan diri disiplin dengan program kehidupan yang ia siapkan bagi dirinya adalah proses yang terus dikenangnya.
“Kalau kita bicara kebutuhan ekonomi pasti tidak akan pernah ideal, manusia tidak akan pernah ada puasnya,” jelas irshad.
“Itu kenapa gue ngak mau ambil ijazah gue sampai sekarang, dan terbukti rejeki gue Allah yang atur,” tambah murah senyum ini lagi.
Irshad berharap, setiap manusia tidak sombong dengan posisi karirnya. Tidak juga rendah diri karena tidak memiliki kesempatan kuliah. Ini karena, berulang kali ia menjelaskan kemuliaan kita ditentukan Allah begitupun dengan rejeki kita.
“Kuliah bisa dimana saja apalagi ini zaman internet, tapi sekarang yang dibutuhkan dunia pekerjaan bukan ijazah tapi skill (keahlian), portfolio bukan ijazah,” jelasnya.
Dari skill menurutnya, akan lahir kepercayaan orang pada diri kita.
“Kepercayaan adalah amanah. Seperti juga kepercayaan Allah pada hambaNya. Allah suruh kita yakin pada kebesaranNya, Allah suruh kita hidup mengandalkan kekuatanNya.”
Apapun capaian dari target kehidupan yang didapatnya, ia berusaha rendah hati, tidak sombong dan tidak merendahkan orang lain. Karena menurutnya, kecukupan yang dimilikinya juga bagian dari keberkahan dari Allah.
“Bahkan bisa jadi cobaan dari Allah, gue orang yang bersyukur atau tidak?” tambahnya.
Kesuksesan yang diraihnya tidak membuat dirinya sombong. Kesuksesan yang diraihnya justru membuat dia semakin banyak mengukur diri. Menciptakan target-target baru. Lebih utama dari itu, ia mengajak banyak orang  untuk optimis dengan kemandirian hidup.
Sekali lagi katanya, jangan rendah diri karena kita tidak memiliki kesempatan untuk kuliah, karena rejeki kita hadir karena Allah bukan karena ijazah kuliah, ujarnya.*

sumber :: http://www.hidayatullah.com/feature/kisah-perjalanan/read/2013/09/29/6586/kisah-sukses-mahasiswa-yang-tak-sempat-ambil-ijazah-sarjananya.html

Rabu, 01 Juni 2016

RESENSI BUKU

Resensi Buku non Fiksi
1.      Identitas buku
Judul buku                  : Mudah Membuat Game dan Potensi Finansialnya dengan Unity 3D
Pengarang                   : Baskara Arya Pranata, Andre Kurniawan Pamoedji, Ridwan Sanjaya
Penerbit                       : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit                : 2015
Jumlah Halaman          : 132 halaman

2.      Pembuka Resensi
Buku ini menjelaskan tentang cara - cara untuk membuat game dengan menggunakan sebuah perangkat lunak game engine bernama Unity 3D. Di dalam buku ini di jelaskan mengenai langkah - langkah pembuatan sebuah game dari awal hingga ke tahap pro dan berbagai genre dari permainan.

3.      Jenis buku
Pada buku Mudah Membuat Game dan Potensi Finansial dengan Unity 3D ini merupakan jenis buku non fiksi karena berisi langkah - langkah untuk membuat sebuah game menggunakan perangkat lunak Unity 3D dan memang terbukti 

4   .Keunggulan isi buku
Buku ini menyajikan tips tips dan trik untuk membuat sebuah game yang menarik, di lengkapi dengan gambar dan contoh projek game yang telah di buat oleh pengarang sebelumnya membuat buku ini lebih mudah untuk di pahami

5.      Kelemahan isi buku
Yang saya lihat dari buku ini, menurut saya buku ini memiliki sedikit kekurangan. seperti font yang kecil membuat gangguan bagi pembaca. Selain itu, buku ini baik untuk dibaca.

6.      Nilai buku
Nilai yang diajarkan dari buku ini adalah dengan percaya diri sendiri dengan kemampuan dan kreatifitas yang kita miliki.


Resensi Buku Fiksi
1.      Identitas buku
Judul buku                  : Asylum
Pengarang                   : Madeleine Roux
Pengalih Bahasa          : Gabriella Felicia
Penerbit                       : Bhuana Sastra
Tahun Terbit                : 2014
Jumlah Halaman          : 298 halaman

2.      Pembuka Resensi
Sampul novel ini boleh juga. Tampak seram. Saya membayangkan teror akan terjadi pada tokoh saat menelusuri lorong-lorong rumah sakit jiwa yang sudah lama ditinggalkan. Saya membayangkan ada sesuatu di kegelapan yang akan membuat mereka terintimidasi. Dalam keadaan tak menentu. Atau depresi karena tak tahu bagaimana kelanjutan nasib mereka. Sayang. Bayangan saya berbeda dengan kenyataannya. Cerita sama sekali tak berhubungan dengan hantu. Saya bisa mengatakan cerita di novel ini adalah teror.

3.      Jenis buku
Pada buku Asylum merupakan jenis buku fiksi karena menciptakan karakter yang sebenarnya tidak ada atau karakter yang dibuat untuk mejalankan buku novel tersebut.

4.      Keunggulan isi buku
Dari segi cerita, buku ini lumayan menegangkan karena banyak sekali teror yang di sajikan dalam buku ini dari pada horor nya.

5.      Kelemahan isi buku
Saya tak langsung tertarik pada cerita. Rasa “seram” yang terpicu pada adegan Daniel, Abby dan Jordan ke tempat bekas rumah sakit segera ambruk karena dilanjutkan dengan cerita yang “tak seram” mengenai masalah diantara mereka bertiga. Keseraman lebih saya rasakan dari deskripsi pengobatan penyakit mental jaman dulu yang terlihat tak manusiawi untuk ukuran kedokteran saat ini.

6.      Nilai buku
Saya aga bingung untuk memberi nilai pada buku ini, karena dari cerita buku ini lebih masuk ke dalam kategori teror daripada horor

Rabu, 27 April 2016

Pilkada

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemilihan Kepala Daerah atau yang sekarang lebih dikenal dengan Pilkada secara langsung merupakan sebuah kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang menjadi momentum politik besar untuk menuju demokratisasi. Momentum ini seiring dengan salah satu tujuan reformasi, yaitu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih demokratis yang hanya bisa dicapai dengan mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat.

 Perubahan format Pilkada setelah berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 telah mengakhiri pengaruh Pemerintah Pusat yang dominan. Pilkada langsung dilaksanakan sebagai wujud nyata pelaksanaan demokrasi dalam mengajarkan masyarakat untuk melihat dan berpikir secara objektif terhadap fenomena politik di tingkat daerah, sehingga masyarakat tidak semata-mata terfokus pada pola pikir dan perilaku politik para elite politik yang berkompetisi dalam Pilkada.

 Di lain sisi, Pilkada secara langsung yang dilakukan saat ini juga memiliki sisi negatif dimana Pilkada secara langsung dianggap tidak efisien, hal ini dikemukakan oleh Hafiz Anshary yang mewacanakan agar Pilkada dipilih 2 oleh DPRD kembali, alasannya pemilukada secara langsung tidak efisien mengakibatkan konflik antar masyarakat, dan maraknya politik uang.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a.       Apakah pengertian pemilu?
b.      Apa sajakah dasar hukum pemilu?
c.       Apa itu pemilu 2014?
d.      Apa itu DPT?
e.       Bagaimanakah permasalahan DPT?

1.3  TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan solusi atas kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT).

1.4  MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan ini yaitu :
·         Sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2 mengenai Pemilukada DKI Jakarta.
·         Hasil penulisan ini dapat berguna bagi yang membacanya dan menjadi sumbangan saran kepada pemerintah dalam hal mengurangi daftar pemilih tetap dalam setiap Pemilu.
·         Hasil penulisan ini  dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis dalam bidang pendidikan dan juga kepada instansi pemerintah dalam melihat perkembangan sistem demokrasi di Indonesia khususnya DKI Jakarta.

2. Landasan Teori

2.1. Pengertian Pilkada
Setiap Daerah di indonesia Mempunyai Pemimpin diantaranya adalah Gubernur, Bupati dan wali kota. Nah untuk memilih pemimpin tersebut maka pemerintah pusat melaksanakan pemilihan langsung yang dilakukan oleh rakyat dalam satu daerah. Pemilihan ini biasa disebut sebagai PILKADA. 

Pemilihan kepala daerah atau yang biasa disebut PILKADA atau Pemilukada dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang antara lain Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta Wali kota dan wakil wali kota untuk kota.

Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota. Sedangkan Khusus untuk daerah Aceh, Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).

Pengertian Lain tentang Pilkada adalah Pemilihan Gubernur dan pemilihan Bupati/Walikota yang merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memilih Gubernur dan Bupati/Walikota berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 


2.2. Dasar Hukum Pilkada

Dalam penyelenggaraan PILKADA telah diatur dalam Undang-Undang berikut adalah Dasar Hukum Penyelenggaraan PILKADA yang antara lain adalah :
  1. Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Pemerintah Daerah
  2. Undang-undang (UU) Nomor: 32 tentang Penjelasan Pemerintahan Daerah
  3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 17 tentang PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
  4. PP Pengganti UU Nomor: 3 tentang PERPU NO 3 TAHUN 2005

2.3. Pengertian DPT
Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah data kependudukan milik pemerintah dan pemerintah daerah yang telah dimutakhirkan oleh KPU untuk keperluan pemilu. DPT ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota. Data kependudukan sendiri terdiri dari data penduduk dan data penduduk potensial Pemilih Pemilu (DP4). Jadi, dalam menetapkan DPT KPU menggunakan data kependudukan yang diberikan pemerintah dan pemerintah daerah melalui Dinas Kependudukan.


3. Pembahasan

Masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) menjadi salah satu permasalahan klasik yang mewarnai pemilihan umum kepala daerah dan Pilpres. Menjelang 2014, permasalahan ini kembali mencuat ke masyarakat. Pasalnya jumlah calon pemilih Pemilu 2014 yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak sesuai dengan temuan beberapa partai politik. Jumlah yang diumumkan oleh KPU adalah sekitar 186 juta dan masih ada 10,4 juta DPT bermasalah. KPU kemudian memverifikasi lagi bahwa sekitar 3,2 juta nama pemilih tidak bermasalah. Sedangkan PDI Perjuangan mengklaim menemukan sebanyak 10,8 juta daftar pemilih tetap bermasalah.

3.1.       Keakuratan DPT
Penetapan daftar pemilih tetap (DPT) dalam Pemilu merupakan salah satu tahapan yang paling krusial dalam menjamin terlaksananya pemilu yang berkualitas, demokratis, serta jujur dan adil.
Akurasi data pemilih merupakan prasyarat mutlak yang harus dipenuhi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam melaksanakan demokrasi elektoral. Akurasi daftar pemilih akan menentukan legitimasi dari Pemilu 2014.Disana terdapat hak konstitusional warga negara yang dijamin oleh undang-undang untuk ikut memilih dan dipilih (rights to vote and rights to be candidate).
Kisruh tentang DPT bukan merupakan hal baru dalam pemilu di Indonesia. Sejak pemilu tahun 1999 sampai 2009, DPT memang selalu menjadi catatan tersendiri. Tahun 2004 menurut survei Jaringan Universitas dan Lembaga Swadaya Masyarakat tercatat sebanyak 9% pemilih tidak terdaftar. Sedangkan tahun 2009 merupakan pemilu dengan DPT paling amburadul, jutaan warga tidak dapat memilih karena tidak terdaftar dalam DPT.

Pada pemilu tahun 2014 ini, KPU menyebutkan bahwa rekapitulasi DPT 33 Provinsi menghasilkan 545.362 TPS, serta dari 80.801 desa / kelurahan, 496 kabupaten / kota, total pemilih dalam DPT berjumlah 186,8 juta orang. Sedangkan daftar pemilih versi DP4 Kemendagri berjumlah 190 juta orang. Terdapat selisih sekitar 4 juta daftar pemilih antara data KPU dan Kemendagri.
Data DPT yang disajikan oleh KPU ternyata masih belum valid, karena berdasarkan hasil temuan Bawaslu masih ada data yang perlu diperbaiki. Temuan Bawaslu diantaranya mengenai belum sinkronnya data yang ada pada Sistem Pemutakhiran Data Pemilih (Sidalih) dengan data yang ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota. Misalnya saja Sumatera Utara, berdasarkan hasil Pleno KPU Provinsi menyatakan pemilih berjumlah 9.840.562 orang. Namun, data yang terdaftar di Sidalih terdapat 9.803.082 orang. Masalah ini tidak hanya di Sumatera Utara, tapi hampir di seluruh Indonesia.

Meskipun KPU menyatakan data yang valid adalah data yang terdapat dalam Sidalih, akan tetapi secara legal formal, yang harus dijadikan dasar penetapan DPT nasional adalah data yang ditetapkan oleh KPU kabupaten/kota. Disamping data yang belum sinkron, Bawaslu juga masih menemukan sekitar 11.000 data pemilih yang bermasalah, diantaranya karena NIK ganda, NIK kosong, status perkawinan tidak terisi bahkan hingga pemilih fiktif.

Persoalan krusial dari tahapan pemilu–berkaca dari pemilihan sebelumnya–selalu berkutat pada masalah daftar pemilih. Seharusnya semua pihak, baik KPU, pemerintah, maupun DPR, atau partai-partai peserta pemilu, memberi perhatian serius kepada akurasi daftar pemilu. Akurasi daftar pemilih harus betul-betul terjamin

3.2.       Penundaan Pengesahan DPT
Penetapan DPT secara nasional yang sedianya dilaksanakan pada 23 Oktober lalu, tetapi dalam rapat pleno Rabu (23/10), KPU memutuskan untuk menunda penetapan hingga 4 November 2013. Selain karena desakan Komisi II DPR dan partai politik yang menolak DPT ditetapkan kala itu, KPU mengambil keputusan itu karena adanya rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagaimana tertuang dalam Surat Bawaslu Nomor 762/Bawaslu/X/2013. Pada lampiran surat tersebut, Bawaslu menyebut masih terdapat 10,8 juta data yang masih bermasalah. Selain itu juga memang masih ada perbedaan data antara data di DPT dan data di Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih).

Anggota KPU, Ferry Kurnia Rizkiansyah, menjamin penundaan pengesahan DPT tidak mengganggu tahapan pemilu karena DPT hanya terkait dengan pengadaan logistik pemilu.
Selain itu, Ramlan juga mengatakan keterlambatan penetapan DPT itu tidak masalah bila ditujukan untuk menjamin akurasi daftar pemilih dan tidak berdampak pada penyelenggaraan pemilu secara keseluruhan.

Memang, molornya penetapan DPT itu bisa saja berdampak pada terlambatnya proses pengadaan dan distribusi logistik, misalnya surat suara. Tetapi, bila molornya penetapan DPT itu demi menjamin akurasi daftar pemilih, keterlambatan logistik bisa ditoleransi.

Dari sudut pandang berbeda, penundaan tahapan pemilu, dalam hal ini pengesahan DPT dan seringnya putusan KPU dianulir, baik oleh Bawaslu maupun Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, berpotensi memengaruhi kredibilitas penyelenggara pemilu. Makin kerap KPU menunda atau menggeser tahapan pemilu pasti memengaruhi persepsi publik tentang kemandirian KPU itu sendiri.
Kesemrawutan DPT sebenarnya adalah masalah laten bangsa ini. Meski setelah Orde Baru berakhir kita sudah menggelar tiga kali pemilu, penyakit laten DPT ini tetap menjadi soal dan terus saja dipersoalkan.

3.3.       DPT dan Partisipasi Politik
KPU telah bergerak selangkah menuju Pemilu 9 April 2014. Dari data KPU, jumlah pemilih Pemilu 2014 bertambah. Dibandingkan dengan Pemilu Legislatif 2009 terdapat lonjakan jumlah pemilih terdaftar sekitar 10%, yaitu dari 171.068.667 menjadi 188.622.535 pada tahun 2014 nanti. Jumlah pemilih dari tiap pemilu menunjukkan tren meningkat. Hal itu wajar karena jumlah penduduk bertambah.

Namun, sayangnya tren kenaikan jumlah pemilih tidak sebanding dengan partisipasi politik pemilih. Partisipasi politik justru menurun sejak Pemilu Legislatif 2009. Tingkat partisipasi politik mencapai 92,74% pada pemilu 1999 dan pada Pemilu Legislatif 2009 berada di angka 70,96%. Ada penurunan tingkat partisipasi politik 20%.

Pemilu 1999 menjadi klimaks dari partisipasi politik masyarakat. Euforia politik terjadi seiring dengan berakhirnya Orde Baru. Namun, seiring dengan kian seringnya pemilu digelar, baik di tingkat nasional (presiden, DPR, dan DPD) maupun di tingkat daerah (gubernur dan wali kota), terasa ada kejenuhan politik. Bagi sebagian anak muda, politik menjadi tidak menarik. Demokrasi hanya menghasilkan anggota legislatif dan pemimpin. Namun, demokrasi belum menghadirkan kesejahteraan rakyat.

Pada situasi psikologis-politis seperti ini pemilu 9 April dilangsungkan. Kita mendorong KPU membersihkan daftar pemilih tetap (DPT) bermasalah. Bermasalah dalam arti DPT tidak terdapat nomor induk kependudukan (NIK) yang tidak standar. Padahal kehadiran KTP elektronik dengan satu nomor identitas seharusnya bisa mencegah manipulasi data diri.

Semangat rakyat Indonesia untuk berpartisipasi dalam dunia politik harus digairahkan pada Pemilu 2014 nanti. Di Indonesia, memilih adalah hak bukan kewajiban. KPU dan partai politik harus ikut mendorong pemilih apatis menjadi pemilih partisipatif dengan menghadirkan caleg dan pemimpin yang memberikan harapan baru, bukan sekedar janji-janji manis belaka.

3.4.       Potensi Golput

Permasalahan DPT akan berdampak pada meningkatnya masyarakat Golongan Putih (Golput). Sikap masyarakat yang seperti itu wajar saja terjadi mengingat semrawutnya DPT yang tak kunjung terselesaikan. Sikap apatis masyarakat itulah yang pada akhirnya membuat pemilu terancam gagal.  Sebab, ketika apatisme masyarakat semakin tinggi dan luas terhadap pelaksanaan pemilu mengingat DPT-nya yang bermasalah, dengan sendirinya angka golput akan tinggi pula. Apa yang diharapkan dari pemilu yang DPT-nya belum jelas.

Jika kondisi itu tidak disikapi secara serius dan diimbangi dengan pembenahan, bukan tidak mungkin potensi golput pada pemilu nanti akan meningkat drastis. Berkaca dari pelaksanaan pemilu, terjadi peningkatan angka golput selama dua pemilu terakhir. Angka golput Pemilu 2004 mencapai 23,34% dari total pemilih dan meningkat pada Pemilu 2009 menjadi 39,1%. Kekhawatiran mengenai rendahnya partisipasi masyarakat pada Pemilu 2014 dilontarkan juga oleh Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin. Menurut dia, parpol, pers, dan masyarakat sipil harus terus melakukan pendidikan politik ke publik bahwa golput itu tak menyelesaikan masalah.

Meski masyarakat apatis terhadap perilaku politisi dan parpol, golput bukan solusi. Masyarakat harus tetap didorong agar berkontribusi bagi perubahan ke arah yang lebih baik. Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengatakan, masyarakat apolitis bisa menyebabkan parpol jadi tak aspiratif. Pada akhirnya hal itu akan membuat politisi jadi teralienasi dan hanya asyik dengan diri sendiri. “Jika itu yang terjadi, negara dan bangsa amat dirugikan”

Jika penyelenggaraan pemilu dianggap baik, masyarakat akan menyalurkan haknya dengan baik pula. Mengenai rendahnya kepercayaan publik terhadap parpol dan politisi, Arif mengaku hal itu tidak bisa dimungkiri. Tapi, dia masih merasakan betul bahwa secara nyata masyarakat di dapilnya masih menaruh harapan dan kepercayaan besar terhadap parpol dan anggota legislatif.

Ada berbagai faktor yang berdampak munculnya DPT bermasalah. Karenanya, masalah ini memang tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada KPU. Pengawasan terhadap pemilu merupakan kewajiban dan kewenangan seluruh pemangku kepentingan, termasuk parpol. Kisruh soal jumlah DPT ini sekaligus menjadi sinyalemen bahwa parpol ikut terlibat untuk menjamin hak politik masyarakat.

4.Penutup

4.1. Kesimpulan
Berbagai masalah dalam penetapan daftar pemilih tetap (DPT) haruslah disikapi dengan arif dan bijaksana, tidak selalu mengkambing hitamkan KPU. Masalah DPT harus diselesaikan dengan bantuan semua pihak, baik pemerintah, DPR, maupun partai politik.
Masalah DPT ini juga harus segera diselesaikan dengan tuntas agar tidak ada hak pilih rakyat yang hilang. Memilih dan dipilih adalah hak seluruh rakyat Indonesia.

4.2. Saran
KPU dan semua elemen yang bertanggungjawab terhadap pemilu harus segera menyelesaikan permasalahan DPT. Jangan sampai ada rakyat yang tidak bisa memberikan suaranya hanya karena namanya tidak tercantum dalam DPT.
Masyarakat juga jangan selalu menyalahkan KPU karena untuk mengurus DPT seluruh Indonesia bukanlah hal yang mudah.

Sumber : http://www.kemitraan.or.id/sites/default/files/Buku_09_Meningkatkan%20Akurasi%20Daftar%20Pemilih.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_Jakarta_2012
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-pilkada-atau-pemilukada.html
http://tutiyuniatun.blogspot.co.id/2014/02/makalah-permasalahan-dpt-pada-pemilu.html
http://politik.news.viva.co.id/news/read/733-kamus_pemilu
http://fajarguna.blogspot.co.id/2016/04/penulisan-ilmiah-pemilukada-dki-jakarta.html