BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Minggu, 22 Januari 2017

V-Class Bottom-up Testing

Soal:
Integration Testing (kel4)
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
Kapan dan berikan contoh melakukan Bottom-up Test ?

Jawab:

Pengertian :
1.     Integrasi Top Down adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen tingkat terendah diuji terlebih dahulu,kemudian digunakan untuk memfasilitasi pengujian komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai komponen di bagian atas hirarki diuji.
2.      Integrasi Bottom Up adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen tingkat terendah diuji terlebih dahulu, kemudian digunakan untuk memfasilitasi pengujian komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai komponen di bagian atas hirarki diuji.
3.      Pengujian Regresi adalah menjalankan kembali beberapa subset pengujian yang telah dilakukan untuk meyakinkan bahwa perubahan punya efek samping yang diharapkan.

Pengujian Integrasi Bottom-up
Memulai konstruksi dan pengujian dengan modul atomic (modul pada tingkat paling rendah pada struktur program). Karena modul diintegrasikan dari bawah ke atas, maka pemrosesan yang diperlukan untuk modul subordinate ke suatu tuingkat yang diberikan akan selalu tersedia dan kebutuhan akan stub dapat dieliminasi. Strategi integrasi bottom-up dapat diimplementasi dengan langkah-langkah:
·       modul tingkat rendah digabung ke dalam cluster (build) yang melakukan subfungsi perangkat lunak spesifik.
·       Driver (program control untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi input dan output test case
·       cluster diuji
·       driver diganti dan cluster digabungkan dengan menggerakkannya ke atas di dalam struktur program.
Contohnya, pendekatan top-down mungkin digunakan untuk menemukan sektor-sektor unggulan, kemudian untuk memilih saham-saham dalam sektor-sektor tersebut digunakan pendekatan bottom-up agar manajer investasi dapat menemukan saham-saham yang memiliki fundamental yang bagus dan valuasinya masih murah.
Sebaliknya, manajer investasi juga dapat memulai proses pemilihan saham dengan pendekatan bottom-up jika ia memang sudah memiliki sekumpulan saham yang ia nilai berpotensi. Dalam hal ini pendekatan bottom-up memungkinkannya untuk mencari manakah emiten yang paling atraktif - memiliki potensi terbesar untuk meraih pertumbuhan laba yang tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Begitu emiten pilihan ditemukan, barulah manajer investasi mengaplikasikan pendekatan top-down untuk menentukan apakah emiten tersebut benar-benar diuntungkan dengan kondisi makroekonomi tertentu.

sumber : http://irdamentari.blogspot.co.id/2017/01/bottom-up-testing.html

Top-Down Integration Test

Soal :
Integration Testing
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
Kapan dan contoh integration testing dilakukan top-down test ?

Jawaban:

Pengertian :
1.     Integrasi Top Down adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen tingkat terendah diuji terlebih dahulu,kemudian digunakan untuk memfasilitasi pengujian komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai komponen di bagian atas hirarki diuji.
2.      Integrasi Bottom Up adalah sebuah pendekatan untuk pengujian terpadu dimana komponen tingkat terendah diuji terlebih dahulu, kemudian digunakan untuk memfasilitasi pengujian komponen tingkat yang lebih tinggi. Proses ini diulang sampai komponen di bagian atas hirarki diuji.
3.      Pengujian Regresi adalah menjalankan kembali beberapa subset pengujian yang telah dilakukan untuk meyakinkan bahwa perubahan punya efek samping yang diharapkan.

Pengujian integrasi top-down
·       Validasi arsitektural. Pengujian Top-Down lebih mungkin menemukan eror pada arsitektur sistem dan perancangan tingkat tinggi pada tahap awal proses pengembangan. Karena eror ini biasanya merupakan eror strukural, deteksi awal berarti eror tersebut dapat diperbaiki tanpa biaya tidak layak.
·       Demonstrasi sistem. Dengan pengembangan Top-Down, sistem yang dapat dipakai dan terbatas tersedia pada tahap awal pengembangan. Ini merupakan dorongan psikologi yang penting bagi yang terlibat dalam pengembangan sistem. Validasi sistem dapat dimulai secara dini pada proses pengujian karena sistem yang dapat didemonstrasikan dapat disediakan bagi user.
·       Implementasi uji. Pengujian Top-Down yang ketat sulit diimplementasi karena stub program ini mungkin berupa versi sederhana komponen yang dibutuhkan atau dapat meminta penguji untuk memasukkan nilai yang sesuai atau untuk mensimulasi kerja komponen.
·       Pengamatan uji. Baik baik pengujian bottom-up maupun top-down dapat memiliki masalah dengan pengamatan uji. Pada banyak sistem, tingkat-tingkat sistem yang lebih tinggi yang diimplementasikan pada awal proses top-down tidak menghasilkan hasil uji.

Selasa, 17 Januari 2017

Rangkuman bab 3 dan bab 4 Buku Digital Forensik

Rangkuman bab 3 dan bab 4 Buku Digital Forensik

Disusun oleh :

Agus Dwi C
Fahmi Akbar K
Muhammad Azzohabi
Prayoga Pratama
Riyan Eka P


Bab 3 metode komputer forensic


Metode computer forensic adalah metode untuk computer forensic. Metode ini menjelaskan tentang langkah – langkah seperti pengumpulan pengujian analisis laporan.
Permodelan forensic ada 3 :
1.       Mausia 
2.       Peralatan
3.       Aturan
Ahli computer forensic disebut investigator. Infestigator memiliki 3 peran :
1.       Computer forensic examiner
2.       Computer investigator
3.       Digital evidence collection spesialis
Di antara ketiga komponen computer forensic, aturan (protocol) memegang peranan paling penting. Protokol ditetapkan sebagai aturan dalam menggali,mendapatkan,menganalisis,dan akhirnya menyajikan dalam laporan – laporan.
Ada 4 fase dalam computer forensic
1.       Pengumpulan
2.       Pengujian
3.       Analisis
4.       Laporan
Buku ini memberi contoh dari form yang digunakan pada computer forensic. Form form yang digunakan dirancang sangat sederhana dapat memuat beberapa item sekaligus dan tergantung pada kebutuhan dan kepentingan.

Bab 4 Standarisasi Komputer Forensik


Standar pada umumnya harus mendasari seluruh aktivitas dalam forensic, yaitu :
1.       Pendefinisian
2.       Prinsip kerja
3.       Proses dan metode
4.       Hasil
5.       Bahasa dan istilah
Komponen tersebut harus bisa menjawab masalah inkompatibilitas
1.       Bagaimana proses mendapatkan informasi?
2.       Apakah layak untuk mengambil terlebih dahulu lalu menganalisa bukti?
3.       Apakah layak dalam sisi hukum, etika, dan system informasi?

Standar kerja ada 5 faktor :
1.       Identifikasi objek
2.       Pemulihan computer
3.       Membangun mediasi komunikasi
4.       Permintaan investigasi
5.       Pengumpulan bukti digital lain.

Kebijakan dan prosedur
Ada 7 hal yg perlu dipertimbangkan dalam penerapan protocol :
1.       Personel
2.       Pertimbangan administrative
3.       Permintaan layanan
4.       Manajerial kasus
5.       Penanganan dan memberlakukan bukti
6.       Pemrosesan kasus
7.       Mengembangkan prosedur teknis

Menilai bukti
Factor yang menjadi pertimbangan untuk mengidentifikasi segalabukti yang dianalisis
1.       Menilai kasus
2.       Membuat penalaran di lokasi
3.       Analisis lokasi pemrosesan
4.       Pertimbangan hokum
5.       Analisis bukti

Kasus yang mengandalkan computer forensic
1.       Pornografi
2.       Sabotase layanan