Sistem Manajemen dan Organisasi Google
Google adalah produk
dari perusahaan multinasional yang berbasis di Amerika Serikat yang berbasis di
bidang teknologi terutama dalam hal internet. Google didirikan oleh Larry
Page dan Sergey
Brin saat masih mahasiswa Ph.D. di Universitas Stanford pada tanggal 4 September 1998. Mereka
mendirikan perusahaan Google dengan misi mengumpulkan informasi
dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang.
Sejak didirikan sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang teknologi, pertumbuhan perusahaan ini sangatlah pesat. Dari akuisis,
munculnya berbagai produk teknologi, hingga mesin pencarian inti terbesar dan
tersebar di seluruh belahan dunia. Hingga saat ini, Google masih eksis sebagai
perusahaan yang menjalankan mesin pencarian di internet. Namun saat ini, Google
makin eksis menjadi perusahaan teknologi yang tidak hanya berbasis di mesin pencarian.
Mulai dari berbagai software dan hardware dibuat, diakuisisi dan dikembangkan
oleh Google. Sistem operasi, aplikasi, dan web menjadi andalan bisnis Google
hingga detik ini.
Siapa yang tak kenal dengan Google Chrome, Google Mail,
Play Store, Google Drive, Google Search hingga sistem operasi yang menjadi
terkenal dan trend saat ini yaitu android adalah buatan dari para teknisi
Google. Selain itu, Google juga mengakuisisi beberapa web yang tersohor yaitu
Youtube dan Blogger. Selain itu, Google diperkirakan oleh pengamat teknologi
mempunyai jutaan server pusat data di seluruh dunia.
Bentuk Organisasi Goggle Inc. menganut model sistem terbuka,
yaitu dimana variabel atau peristiwa eksternal memainkan peran penting dalam
menjelaskan apa yang terjadi dalam sebuah organisasi (Allen & Sawhney,
2010). Tergambar dari misi dan nilai yang diusung Google Inc., bahwa perusahaan
ini sangat terpengaruh pada faktor eksternal terutama pada penggunanya,
sehingga baik misi maupun nilai yang ada pada perusahaan selalu mengutamakan para
penggunanya di posisi pertama.
Hubungan Google Inc. dengan pengguna dan lingkungan
eksternal lain yang sangat mempengaruhi Google Inc. terlihat pada Gambar 3.
Google memiliki tanggung jawab untuk mengelola kegiatannya untuk kepentingan
stakeholder. Stakeholder tidak hanya meliputi pemegang saham perusahaan, tetapi
juga karyawan, pelanggan, pemasok, asosiasi perdagangan, dan masyarakat.
Keputusan Google juga dapat dipengaruhi oleh pemerintah, kelompok aktivis,
media, dan tanggung jawab Google Inc. sendiri kepada orang-orang yang dilayani.
Setiap stakeholder memiliki hubungan dengan Google dan hubungan ini adalah
sumber daya stakeholder untuk mempengaruhi keputusan Google.
Budaya kerja yang dibawa Larry Page dan Sergey Brin sebagai
pendiri, sebagian besar mempengaruhi kepemimpinan dalam perusahaan. Pada tahun
2001 , mereka merekrut Eric Schmidt, yang memiliki beberapa gelar di bidang
teknik. Meskipun terdapat anggapan dengan bergabungnya Eric Schmidt menjadi
kombinasi yang tidak biasa, namun latar belakang teknis dan bisnis yang ada
justru menjadi kunci keberhasilan Schmidt di Google. Sebagai CEO baru, peran
Schmidt termasuk memberikan pengawasan bisnis serta membangun infrastruktur
korporat yang dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan cepat Google sebagai
suatu perusahaan. Page, Brin , dan Schmidt menjalankan perusahaan sebagai tiga
serangkai karena mereka percaya bahwa "Penilaian bersama dan energi ekstra
dari kami bertiga telah secara signifikan meningkatkan manfaat Google."
Google juga mempekerjakan manajer dalam posisi unik yang
perusahaan lain mungkin tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Google menyewa
Chief Culture Officer, Stacy Sullivan Savides , pada tahun 2006 untuk membantu
menjaga karakteristik atmosfer start-up mereka. Mereka juga memiliki
Kepala Internet Evangelist dan Pengusaha Distinguished staf untuk membantu
mengidentifikasi dan memungkinkan teknologi baru. Para manajer ini memastikan
Google tetap inovatif .
Google juga membuat suatu mekanisme manajemen dan
struktur organisme yang orang dunia katakan menyenangkan. Hal ini dapat dilihat
dari kantor Google di California yang bertemakan fun. Hal ini juga memengaruhi kinerja
para pegawai yang bekerja didalamnya menjadi lebih inovatif dan kreatif. Hal
inilah juga yang membuat beberapa perusahaan terutama di bidang teknologi agar
para pekerjanya menjadi inovatif dan tidak menjadi pekerja stagnan dengan hasil
yang begitu-gitu saja. Selain itu, metode ini juga membuat Google dapat
berkembang pesat hingga dapat merasakan dampak dari hasil buah karya para
innovator dan pegawai handal yang bermanfaat di kerhidupan kita sehari-hari
bahkan sedetik-detik.
Sumber : http://fajarguna.blogspot.com/2014/10/softskill-ic-teori-organisasi-umum-1.html
0 komentar:
Posting Komentar